Para bapak bangsa-bangsa dulu berkumpul di sebuah tempat wisata di Bandung yang kini disebut sebagai Museum Konferensi Asia Afrika. Tentu kita semua tahu bahwa fungsi museum pertama-tama adalah untuk merawat sekaligus menyimpan kenangan. Di titik ini, Museum Konferensi Asia Afrika merupakan sebuah bangunan wisata yang menyimpan segala macam artefak dan kenangan sebuah hajatan terkenal, yakni KAA (Konferensi Asia Afrika) yang dulu diselenggarakan di kota Kembang pada 18-24 April 1955. Dalam lipatan buku sejarah, museum tersebut dikenang oleh karena ia menjadi sebuah tempat perekat ide di antara bangsa-bangsa jajahan yang menolak kolonialisme dan memperjuangkan kemerdekaan. Hasil dari konferensi tersebut adalah Dasa Sila Bandung, yang mewadahi perjuangan sekaligus menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka.
Terletak di jalan Asia Afrika nomor 65, museum tersebut didirikan pada tahun 1984. Ia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Gedung Merdeka, sebab yang satu ini merupakan tempat persidangan konferensi. Dengan rancang bangun bergaya Art Deco, salah satu tempat wisata di Bandung tersebut dibuat seeksklusif mungkin – dalam kapasitasnya sebagai sebuah museum. Kayu di dalamnya adalah kayu kuat Cikenhout, lantainya dibuat dari marmer, serta diimbuhi dengan penerangan berbentuk lampu kristal. Dulu museum ini dibangun atas dasar keinginan dari para bapak bangsa untuk mengetahui Gedung Merdeka dan gedung-gedung di sekitarnya, yang menjadi tempat konferensi. Singkat cerita, atas dasar itulah museum KAA dibangun.
Setidaknya ada tiga jenis ruang yang bisa Anda nikmati ketika berada di dalam museum KAA, yakni ruang audio visual, perpustakaan dan ruang pamer. Ruang pamer adalah sebuah tempat yang memajang sejumlah koleksi berupa benda-benda tiga dimensi, serta dokumenter dalam bentuk foto, tentang peristiwa pertemuan di KAA, Konferensi Bogor, Konferensi Kolonbo, serta peristiwa Pertemuan Tugu. Ruang audio visual merupakan tempat di mana Anda bisa menikmati penayangan film-film dokumenter yang pada dasarnya bercerita banyak tentang kondisi dunia internasional sampai tahun 1950-an. Di sini Anda bisa menikmati sejumlah suguhan lain, seperti film-film kebudayaan dari negara-negara Afrika dan Asia serta konferensi-konferensi lain. Sebagai sebuah tempat wisata di Bandung, museum KAA juga menyediakan perpustakaan di mana Anda bisa membaca sejumlah buku tentang budaya negara-negara Asia AFrika, politik, sosial, sejarah, dan lain sebagainya. Sejumlah koleksi surat kabar dan majalah juga tersedia di ruang perpustakaan museum KAA.
Dengan kelengkapan arsip sejarah yang ditawarkannya, museum KAA menjadi sebuah tempat di mana Anda bisa menggali kenangan sekaligus sejarah tentang pembentukan bangsa-bangsa paska gelombang kemerdekaan (dari kolonialisme ) yang terjadi di era 1940-an sampai 1950-an. Ingatan mesti dirawat, sebab waktu tak bisa diputar. Dan karenanya pula museum KAA menjadi tempat wisata di Bandung yang perlu dikunjungi.
wisata bandung di sisi meseum emang harus coba dikunjungi, makin mantep aja ya bandung
ReplyDelete