Saya sangat antusias saat teman saya dari komunitas DOYAN JALAN berencana untuk mengeksplore pulau biawak, karena dari dulu saya memang ingin sekali ke pulau itu. Pada saat itu saya sedikit ragu untuk bisa pergi kesana, karena jadwal pekerjaan yang menghadapi ‘garis kematian’. Namun berkat dorongan teman-teman sesama komunitas Doyan Jalan akhirnya saya ikut serta eksplore pulau biawak pada tanggal 17-19 Mei 2013.
CAMYANGERS :D |
Sampailah kami pada hari keberangkatan dengan meeting point jam 20.00 di semanggi, karena pada hari itu jakarta di guyur hujan lebat, kami berangkat sedikit ‘ngaret’ dan sialnya kami harus berjalan jauh untuk menuju pemberitian elf yang kami pesan, dengan rasa dongkol dan capek akhirnya kami bertemu dengan elf yang menunggu di Hollywood KC, rasanya ingin marah dengan sopir elfnya yg tak menepati janji untuk berhenti di mall semanggi. Namun rasa emosi seketika berubah menjadi sumringah saat saya melihat fasilitas elf yang menurut saya tergolong mewah dan nyaman, saya memesan seat yang 15 tapi ternyata seatnya 19 (dengan harga yg sama) dan berAC juga :D
Pada pukul 21.30 saya berserta rombongan Doyan Jalan, mulai menyelusuri jalanan ibu kota yang luar biasa macet. Perjalanan sungguh melelahkan, banyak dari kami yang tertidur pulas di dalam mobil, perjalanan memakan waktu kurang lebih 8 jam dari Jakarta menuju Pelabuhan Karangsong Indramayu.
Pada pukul 04.00 dini hari saya tiba di pelabuhan karangsong, setelah istirahat dan sholat subuh kami menaiki perahu pukul 05.30. Perjalanan laut menggunakan perahu kayu milik Pak Tasid, untuk sampai di Pulau Biawak perjalanan laut memakan waktu kurang lebih 5 jam dengan kondisi cuaca yang cukup bersahabat. Yeaaayyyy… sampai lah kita di pulau Biawak, kapal merapat ke dermaga yang sangat panjang, penyambutan pun sedikit aneh (menurut saya), Kami diharuskan berkunjung ke sebuah makam, yang menurut Pak Tasid, setiap pengunjung yang datang ke pulau Biawak diharus izin dengan penghuni makam itu, makam itu makam syeh syarif khasan (saya pribadi tak tahu siapa beliau :D). Demi kenyamanan dan peraturan yg harus kami turuti dan demi menghormati para leluhur kami pun mengikuti pak Tasid untuk ziarah ke makam beliau.
Selesai berziarah ke makam, saya bersama rombongan bersih-bersih dan beristirahat sejenak, sebelum pergi ke pulau gosong untuk snorkling, sayangnya pada saat itu saya tidak berani untuk turun ke tengah laut hehe…
Malam pun tiba, dan sedikit informasi bahwa penerangan di pulau biawak memakai diesel yg menyala hanya dari jam 18.00-22.00 WIB. Setelah itu, keadaan menjadi gelap gulita. Malam pun tiba, Kami mempersiapkan makan malam dan beberapa bakaran singkong dan kentang, perut pun sudah kenyang, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke dermaga hanya untuk sekedar berbagi cerita, namun sangat disayangkan saat itu cuaca sedang mendung, kami pun bergegas menuju penginapan yang sudah kami sewa, oia tenang saja karena di pulau biawak ini disediakan penginapan, bukan penginapan yang mewah tapi sebuah rumah dinas, lumayan lah untuk numpang tidur.
Pagi hari kami menaiki mercusuar, dari sinilah keindahan pulau biawak terlihat sangat indah dari berbagai sudut, saat itu saya berdoa dan mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Allah karena telah menciptakan negeri yg begitu indah dan memberikan kesempatan saya untuk menikmatinya. Mercusuar ini di bangun oleh belanda pada tahun 1872 (wow lama juga ya) memang sedikit banyak kerapuhan pada mercusuar, awalnya saya ragu untuk mencapai puncak mencusuar, namun saya bertekat untuk terus naik, dan tibalah saya di atas mercusuar, SUBHANALLAH begitu kecilnya saya, begitu besarnya ALLAH yang telah menciptakan semua ini, kelelahan saya terbayar sudah setelah menikmati sambil berfoto-foto dia atas Mercusuar.
View dari atas Mercusuar |
Biawakk <3 |
Selesai rombongan berkunjung ke makam belanda, sebagian dari kami ada yang snorkling, berenang di pantai, atau bermain-main bersama biawak. Oia biasanya jam segitu biawaknya berkeliaran dan boleh kita kasih makan, makanan biawak berupa ikan kecil yang sudah di sedikan oleh penjaga mercusuar yang bernama Mas Wahyu. Tips dari Mas Wahyu dan Pak Tasid, jangan mendekati biawak dari belakang, karen ekor biawak sangat berbahaya, sekali sabetan bisa mematahkan tulang :(…bbbbrrrr
Setelah makan siang, bersih-bersih dan beberes, rombongan memutuskan untuk kembali ke Jakarta, perjalanan kembali memakan waktu lebih dari 5 jam (ini disebabkan karena jalur pulang kami berbeda). yah nikmati sajalah sepoy angin lautnya, karena kelelahan dan merasa bosan banyak dari kami yang tertidur pulas di kapal. pukul 17.00 kami tiba di darat dan mobil elf yang akan membawa kami ke Jakarta pun sudah standby. Perjalanan menuju Jakarta yang begitu panjang, namun tak terasa karena banyak banyolan dan cerita selama di pulau Biawak, mulai dari curhatan di Dermaga sampai dengan cerita mistis. Perjalanan yang begitu mengesankan.
Perjalanan Pulang Melewati Sungai.. Amazing... |
Sedikit Informasi Tentang Pulau Biawak
- Pulau biawak aslinya bernama pulau Rakit, dinamai pulau biawak oleh para nelayan setempat, karena setiap mereka singgah di pulau ini bnyk biawak berkeliaran
- Pulau biawak hanya di tempati oleh seorang penunggu mercusuar (saat saya kesana yang sedang disana adalah mas wahyu, anak dari penunggu mercusuar)
- Pulau ini merupakan pulau tak berpenghuni, jadi saat kesini pastikan persediaan stok makanan dan minuman cukup, dan jangan lupa bawa oleh2 buat penjaga mercusuar hehehe
- Perahu untuk menyebrang ke pulau biawak hanya bisa menampung 12 orang, biar aman jangan menyalahi aturan sang pembawa perahu :D
- Saat menaiki mercusuar jangan ketinggalan kamera, karen diatas menara adalah spot yang sangat bagus untuk berfoto
- Terdapat penginapan rumah Dinas untuk di sewa
Berikut Perincian Biaya Waktu Saya Ke Sana(Th. 2013)
- Sewa ELF : Rp. 2.000.000 (PP) dibagi 12 orang
- Sewa perahu Rp. 2.500.000 dibagi 12 orang
- Sewa Life Jacket Rp. 10.000/ Orang
- Biaya masuk Pulau Rp. 10.000/orang
- Persediaan stok makanan Rp. 300.000 dibagi 12 orang
- Sewa penginapan Rp. 200.000: 12 orang
Dan bagi teman-teman yang butuh Contact Person Pak Tasid, silahkan isi di komen ya :D
Cerita Oleh :
Tini Martini Tini
Desaign Grafis +Cleo Indonesia
Foto : Akun Facebook Dwi Ratna Indayani
0 comments:
Post a Comment